Minggu, 07 November 2010

Iklan Dancow Coklat Berpengaruh Buruk Pada Anak

Anda tahu iklan susu Dancow coklat yang menampilkan beberapa anak sedang mendengarkan cerita di rumah pohon? Mungkin anda akan dengan mudah menyimpulkan bahwa tokoh utama iklan ini adalah si anak berambut keriting yang sedang bercerita. Dan si anak pemarah adalah tokoh antagonis. Tapi tunggu dulu! Ada yang salah dengan iklan ini. Karena menurut saya, si anak berambut keriting memiliki kepribadian yang membuatnya cocok untuk menjadi politikus di masa depan: jago ngomong panjang lebar tapi isinya nggak penting.

Sementara, justru si anak yang emosional dan tidak sabar adalah orang yang berpandangan lurus dan fokus dengan tujuannya. Saya tidak bilang bahwa si anak emosional ini akan menjadi sukses di masa depannya. Bisa saja masa depannya suram karena sifat emosionalnya. Sementara si anak berambut keriting justru (mungkin) akan sukses… secara material. Tapi tidak secara riil.

Lihat saja, si rambut keriting sudah sukses menjadikan dirinya sebagai tokoh utama iklan ini. Tapi coba pikir sekali lagi, benarkah si rambut keriting adalah tokoh utama yang patut dicontoh oleh banyak anak-anak yang melihat iklan ini? Tidak.

Saya tidak ngejudge. Tentu saja keduanya masih bisa berubah (toh mereka masih anak-anak). Si rambut keriting bisa mempergunakan keahlian ngebullshit-nya untuk menulis novel, sementara si emosional bisa mulai belajar untuk mengontrol emosinya dan lebih bersabar.

  • Pengaruh Negatif Iklan TV

Sebagai media komunikasi dan informasi yang utama hingga saat ini, TV dan radio seolah-olah mampu menghilangkan jarak pemisah yang ada, sehingga hampir tidak ada lagi perbedaan dan ketidakjelasan didunia ini. Banyak juga segi positif lain yang bisa kita dapat dari keberadaan TV dan radio, misalnya sebagai media rekreasi.

Hal tersebut berasal dari berbagai aspek TV dan radio sendiri, misalnya pengaruh efek sinar, gerak, dan suara yang dihasilkan dan efek jenis, kuantitas, dan kualitas siaran ataupun program yang ditampilkan. Kesemuanya itu memberikan pengaruh yang kompleks baik sisi psikologis, kehidupan sosial dan kesehatan jasmani masing-masing individu.

Salah satu contoh efek negatif yang muncul di TV dan radio adalah acara atau iklan yang terlihat lebih mementingkan sisi komersial semata tanpa memikirkan sisi edukasinya. Pada hakekatnya, iklan pada TV dan radio tersebut dibuat dan disampaikan sebagai media promosi dari suatu produk dan pelayanan sebagai wujud hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya, media promosi itu sendiri adalah alat untuk promosi yang berisi pemaparan secara faktual, logis dan realistis

- faktanya :

  • dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak .
  • anak dapat bersifat negatif.
  • Anak sulit untuk mengontrol emosinya.
  • dapat pengaruh dari segi psikologis anak.



Senin, 11 Oktober 2010

BUDAYA KERJA PADA PT. DJARUM

PT Djarum Raih 4 Predikat Emas dalam Indonesia Quality Convention (IQC) 2009

PT Djarum kembali mempertahankan tradisi raihan prestasi dalam Indonesia Quality Convention (IQC). Kontingen PT Djarum berhasil meraih predikat gold (emas) untuk 4 tim Gugus Kendali Mutu (GKM) dan satu tim lainnya dengan predikat silver (perak) dalam IQC 2009, yang digelar di Batam pada 1 - 4 Desember 2009. Keberhasilan dalam konvensi mutu tingkat nasional yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan dari beragam kategori industri tersebut semakin lengkap dengan diraihnya penghargaan Fasilitator Teladan III untuk Silvia Farikhul Muna dan Fasilitator Harapan I untuk Fery Tri Kardjadi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kembali saya bangga dengan hasil QIT Nasional yang diperoleh tahun ini di Batam. Lima tim yang ikut serta praktis berhasil semua. Kepada tim yang ikut serta, saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih atas segala yang sudah diperjuangkan. Saya percaya bahwa hasil ini bukan cuma pada kegiatan konvensi, tetapi juga merupakan cerminan dari sikap dan tindakan kita pada kegiatan kerja yang ada,? ujar Thomas Budi Santoso, Production Director PT Djarum.

Dalam IQC 2009 ini PT. Djarum mengirimkan 5 tim GKM, yaitu GKM Djarum Coklat (9427), GKM Diamond Perjuangan (9337), GKM Pukul (9225), GKM SPU 09 (9212), dan predikat perak didapat GKM SPU 25. Selain PT. Djarum, tercatat 25 GKM ikut serta dalam konvensi yang menggunakan sistem TULTA (Tujuh Langkah Tujuh Alat). Di antaranya: PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, RSU Dr. Saiful Anwar, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, PT. Antam Tbk, PT. Mitsubishi Chemical Indonesia, PT. Semen Tonasa, PT. Batamindo Investment Cakrawala, PT. Unicem, PT. Muliaglass Float Division, PT. Jalan Tol Lingkar Luar, dan Puskesmas Pasar Rebo.

Prestasi yang diraih PT. Djarum pada IQC 2009 ini melanjutkan sukses yang diraih pada IQC 2007 dengan 1 kategori emas dan 1 kategori perak, serta perolehan pada IQC 2008 dengan 3 kategori emas.IQC merupakan ajang kompetisi bergengsi di bidang mutu yang mempertemukan perusahaan-perusahaan dari seluruh Indonesia untuk mempresentasikan hasil kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan mutu. Ajang IQC ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (PMMI).

GKM merupakan kelompok-kelompok karyawan yang selalu meningkatkan kinerja dengan melakukan improvement di unit kerja terkecil (produksi), sesuai dengan komitmen fokus kepada pelanggan dengan cara peningkatan kualitas di seluruh aspek. Sebagai salah satu bentuk continuous improvement, PT. Djarum selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan konvensi mutu, baik internal maupun eksternal. Untuk internal, PT. Djarum selalu menyelenggarakan konvensi tingkat internal secara terus menerus tiap tahun, sejak 2003 sampai sekarang. Selain itu, PT. Djarum mengikuti konvensi mutu tingkat provinsi (sejak 2004 - sekarang) dan tingkat nasional (sejak 2007 - sekarang).

Selain keikutsertaan dalam IQC 2009, PT. Djarum juga mengikuti konvensi mutu yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) RI di Jakarta pada tanggal 23 - 25 November 2009. Konvensi nasional mutu Depnakertrans 2009 diikuti oleh 21 GKM dari perusahaan-perusahaan nasional. Di antaranya PT. Semen Padang, PT. Pertamina (Balikpapan), PT. Krakatau Steel (Cilegon), PT. Kimia Farma, PT. Garudafood (Lampung), PT. Pupuk Sriwijaya dan lain-lain. Tak kalah membanggakan dengan hasil IQC 2009, dalam konvensi nasional mutu Depnakertrans 2009 PT. Djarum berhasil meraih kategori emas lewat GKM Protech dan kategori perak untuk GKM Protera. GKM Protech dan GKM Protera berhak maju ke konvensi mutu tingkat nasional setelah sebelumnya berhasil menjadi pemenang dalam konvensi mutu yang diselenggarakan Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja (BPPTK) tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 28 - 29 Oktober 2009. ?Keberhasilan dalam berbagai ajang konvensi ini merupakan salah satu pencapaian dari komitmen budaya kerja yang sudah sejak lama diterapkan di PT. Djarum.

PT Djarum ini sudah sangat baik dalam kinerja perusahaannya maka hasil dari kinerja itu sendiri PT Djarum berhasil meraih predikat gold (emas) untuk 4 tim Gugus Kendali Mutu (GKM) dan satu tim lainnya dengan predikat silver (perak) dalam IQC 2009, yang digelar di Batam pada 1 - 4 Desember 2009.
oleh sebab itu PT,Djarum menjadi perusahaan yang sangat kompeten dalam dunia ekonomi di Indonesia.

Senin, 04 Oktober 2010

ETIKA & ADAT ISTIADAT BANGSA EROPA

· Eropa filosofis sikap terhadap adat


jelas tantangan's Plato dengan kebiasaan merugikan membayar atas kerusakan dapat dibaca di Krito,. As dialog terbuka Krito telah datang untuk menawarkan Socrates kesempatan untuk keluar dari penjara, untuk melarikan diri dari kematian yang dikenakan oleh juri Athena. Krito lakukan suatu bantuan untuk temannya, dan membalas terhadap penilaian juri berbahaya. Sebagai hadiah Krito alasannya untuk mengusulkan bahwa Socrates harus melarikan diri, ia memanifestasikan sifat bingung pemikirannya. Socrates merespon dengan kembali mengorientasikan Krito untuk mengejar apa yang benar dan tepat terlepas dari apa yang "banyak" berpikir, dan kemudian Socrates mulai jalan penalaran yang dirancang untuk memimpin Krito untuk melihat kesalahan dengan. yang Di masa lalu, kata Socrates, kita telah berulang kali berkomitmen untuk hidup adil, indah, sesuai kebaikan. kalau kita menegaskan kembali komitmen yang sekarang? Krito setuju untuk melakukannya, dan dia setuju lebih lanjut dengan Socrates bahwa jika kami berkomitmen untuk hidup dalam keadilan, kita tidak pernah dapat mengijinkan diri kita untuk turun ke ketidakadilan, bahkan dengan imbalan ketidakadilan yang dilakukan kepada kami. Socrates melanjutkan garis penalaran, mulai menguraikan implikasi untuk situasi sekarang, tetapi Krito gagal untuk memahami titik, sehingga dialog bergeser ke pesawat yang lebih populer.

revolusioner tanggapan's Plato kebiasaan bencana berasal, di bagian, dari filsafat pesimis tentang sejarah. Setelah Socrates terlihat dihukum mati oleh wakil rakyat yang sangat yang ia telah mengabdikan hidupnya untuk meningkatkan, Plato dalam Alegori Gua telah pernyataan Socrates , ketika kembali tahanan dibebaskan dari sinar matahari ke dalam bayang-bayang dan mencoba untuk membujuk orang lain untuk mengikuti jalan yang sulit terhadap pengetahuan dan wawasan, bahwa para tahanan lain "membunuhnya jika mereka bisa. akan" mengusulkan Republik ini fantasi radikal reformasi negara: mulai lagi, mulai dengan anak-anak. Ajak mereka pergi membantu menemukan sebuah kota dimana pesanan akan diatur oleh mereka yang knowers realitas,. Tak pelak lagi, bagaimanapun, ini aturan yang terbaik akan menurun, tahap demi tahap dan korupsi bertahap karakter individu dan tatanan politik akan berakhir di tirani.

Tentu saja Plato juga tahu kustom yang dapat memuliakan dan indah.. Dalam Simposium Diotima yang menyajikan tangga untuk kecantikan, serangkaian tingkat hal-hal yang berpartisipasi dalam keindahan Jika pencari benar-benar bersedia untuk mengejar keindahan, tangga mengarah ke puncak realisasi menempati. Indah pabean tinggi tingkat mengejutkan pada tangga (210c4). Sejak nomos, berarti "hukum" serta "kebiasaan," kita harus melangkah dengan hati-hati hermeneutik, Orang Yunani sangat menghormati bijaksana. lawgivers dan itu adalah masuk akal bahwa "arti" hukum mungkin mendominasi atas yang berarti "kebiasaan" dalam konteks ini,. Namun demikian sebuah konstitusi halus memberikan kerangka ideal untuk kustom punya. Socrates cara adat melibatkan orang dalam percakapan filosofis, dan dikatakan bahwa ia menemukan relatif etos demokratis disponsori oleh hukum Athena tempat terbaik untuk hidupnya penyelidikan koperasi,. Dalam menanggapi abadi pertanyaan tentang bagaimana seseorang membesarkan anak-anak, Yunani kuno jawaban adalah "Buatlah mereka warga kota dengan hukum yang baik." Jelas nomoi terbaik mereka memiliki semangat dan pengaruh cukup meresap jauh dari pengertian modern hukum sebagai satu set kendala formal dirancang untuk menjadi netral terhadap perbedaan konsepsi tentang kehidupan yang baik.

Keindahan sebuah nomos denda bisa sosial, fungsi unitive, apakah salah berpikir hukum atau adat sebelumnya. (Yang Ingat masyarakat, etimologis, berasal dari socius, kawan atau sekutu.) Unitive Fungsi disarankan oleh momentum langkah-langkah pada tangga:. pertama Langkah adalah jatuh cinta dengan menarik satu tubuh, kemudian dengan banyak, dan dari situ untuk menyadari bahwa indah tubuh memiliki sesuatu yang sama, bahwa mereka berbagi dalam satu suatu eidos (bentuk). kecantikan Setelah intuisi keindahan melalui tingkat hal-hal fisik yang berpartisipasi dalam kecantikan, satu langkah selanjutnya ke tingkat jiwa (jiwa), menyadari jiwa yang dapat berpartisipasi dalam kecantikan ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat tubuh. nomoi segera mengikuti jiwa sebagai tema untuk apresiasi reflektif. Perhatikan bahwa baik nomoi tidak mewakili hanya pluralitas jiwa namun cara yang efektif untuk mengintegrasikan mereka, membimbing interaksi mereka.

panduan Plato pencari tulus segala sesuatu yang di luar pikiran dapat menangkap dan memahami dan cukup menyatakan, bersikeras bahwa kecantikan itu sendiri melampaui hal-hal yang memiliki keindahan,. Secara khusus visi keindahan melampaui aktivitas filsafat. Untuk menjelaskan tema ini dengan menggambar pada republik, mereka yang tahu keindahan transenden (dan kebaikan!) akan paling bisa fashion matang hukum-dan-kebiasaan dan hidup mereka.

Pendekatan kritis terhadap adat dilambangkan dalam filsafat Barat modern, yang diusulkan, sebagai reaksi terhadap kecenderungan totaliter dari gereja abad pertengahan, untuk menguji segala sesuatu melalui lensa akal. Descartes diusulkan untuk menyisihkan setiap pendapat yang tidak pasti dan memulai lagi untuk membangun kembali filsafat kokoh; Kant mencoba menggunakan alasan untuk mencapai lengkap definitif dan kritik diri. dan Namun, seperti Hans-Georg Gadamer menunjukkan, kritik revolusioner tidak pernah berhasil bersifat universal, juga tidak alasan tanpa diatur sendiri historis adat berbentuk Dalam. keadaan banyak, sikap evolusioner terhadap adat lebih cocok. Salah berpikir tentang kita kembali ke Aristoteles Hegel.

Aristoteles, perjalanan dan luas belajar keluarga manusia baik, memiliki sikap terhadap adat yang lebih konservatif, walaupun tidak kritis. Ia menyatakan bahwa tanpa pengasuhan yang tepat, tanpa enkulturasi menjadi kebiasaan yang baik (kalos, indah, mulia), seseorang tidak memiliki dasar untuk studi etika, yang memerintahkan berpikir untuk akhir menjadi baik.. baik yang kebiasaan anak pra-reflektif bentuk dasar untuk sadar kebiasaan dewasa praksis Aristoteles peta jalan keluar dari (1) ceroboh mengabaikan untuk norma karakter yang sangat baik melalui (2) zona antara konflik, di mana orang harus berjuang untuk memperoleh kebiasaan dan cara baru yang lebih baik, untuk (3) perolehan handal dari kebiasaan bergabung dengan kewaspadaan, motivasi baik, musyawarah yang baik , dan pelaksanaan terampil, sehingga pelaksanaan kebajikan menjadi menyenangkan,. nya Meskipun analisis jalur untuk budidaya kebajikan Aristoteles kesepakatan yang sangat penting tersebut untuk pembentukan masa kanak-kanak yang pada satu titik dalam Etika Nicomachean ia putus asa dari seseorang mencapai karakter yang sangat baik yang tidak memiliki permulaan yang baik di masa kecil.

pencampuran filsafat akal universal dengan politik benturan bangsa, diajarkan custom (Sitte) sebagai berkembang dari dan sadar praktek barbar dengan norma-norma etika dan hukum meresapi sebuah bangsa modern dewasa. Mengomentari munculnya kejelasan hukum universal dari warisan adat, Hegel menjelaskan bahwa dalam kurang mengartikulasikan panggung, hak-hak adat "yang dikenal dalam dan kontingen secara subyektif, sehingga mereka kurang menentukan untuk diri mereka sendiri dan universalitas pemikiran lebih jelas", mereka adalah " koleksi belaka. . . . characterized by formlessness , indeterminacy, and incompleteness” (Hegel 1821/1991, section 211). The Addition to this section expands on the thought. mengembang. ditandai dengan tak berbentuk, ketidakpastian, dan ketidaklengkapan "(Hegel 1821/1991, bagian 211). Penambahan ini untuk bagian tentang pikiran.

Barbarians are governed by drives, customs [ Sitten ], and feelings, but they have no consciousness of these. When right is posited and known, all the contingencies of feeling and opinion and the forms of revenge, compassion, and selfishness fall away, so that right only then attains its true determinacy and is duly honoured. Only through the discipline of being apprehended does it become capable of universality. Barbar diatur oleh drive, kebiasaan [Sitten], dan perasaan, tetapi mereka tidak memiliki kesadaran ini,. Ketika kanan adalah posited dan dikenal semua kontinjensi perasaan dan pendapat serta bentuk balas dendam, kasih sayang, dan jatuh keegoisan diri, sehingga benar bahwa hanya kemudian mencapai determinasi yang benar dan sepatutnya dihormati. Hanya melalui disiplin yang ditangkap apakah itu menjadi mampu universalitas.

For Hegel, in the mature state, “the habit of the ethical . Untuk Hegel, dalam keadaan matang, "kebiasaan yang etis. . . . . appears as a second nature which takes the place of the original and purely natural will and is the all-pervading soul, significance, and actuality of individual existence. It is spirit living and present as a world . muncul sebagai sifat kedua yang mengambil tempat dan murni alam akan asli dan merupakan-meresapi jiwa semua, makna, dan aktualitas eksistensi individu. Ini adalah semangat hidup dan hadir sebagai dunia. . . . . .” pemakaian. "(Hegel 1821/1991, ayat 151) Ingat bahwa" roh "diterjemahkan Geist, yang bagi Hegel juga sering tepat diterjemahkan" pikiran "atau" budaya "; agama konotasi istilah Geist hadir tapi bawahan Hegel dalam. Penambahan untuk bagian ini termasuk berikut.

seni membuat makhluk etis manusia menganggap mereka sebagai makhluk alam dan menunjukkan mereka bagaimana mereka dapat dilahirkan kembali, dan bagaimana sifat asli mereka dapat diubah menjadi rohani, alam kedua sehingga spiritualitas ini menjadi kebiasaan kepada mereka.

Hegel mengakui kebiasaan yang bisa menjadi mematikan pada orang yang tidak penting kontras dan perjuangan untuk pencapaian bertahan. Ini adalah sebagian alasan inilah Hegel menerima melanjutkan peperangan sebagai nasib yang tak terelakkan dari negara, menolak harapan Kant bagi pemerintah dunia untuk melarang perang. " Nasional pabean adalah aspek universal dari perilaku yang dipelihara dalam semua keadaan "(Hegel 1821/1991, bagian 339). Penambahan memberikan alasan mengapa kondisi yang dihasilkan lebih baik daripada perang Hobbes dari semua (bangsa) terhadap semua.

Negara-negara Eropa membentuk sebuah keluarga sehubungan dengan prinsip universal dari legislasi mereka, adat, dan budaya, sehingga perilaku mereka dalam hal hukum internasional diubah sesuai dalam situasi yang lain didominasi oleh penderitaan bersama kejahatan. Hubungan antara negara tidak stabil, dan tidak ada praetor untuk menyelesaikan perselisihan; yang praetor tinggi hanyalah semangat universal yang telah menjadi dalam dan untuk dirinya sendiri, yaitu roh dunia.

Singkatnya, Hegel mengambil adat sebagai dasar untuk pendidikan dan hukum dan sebagai etos kehidupan bangsa. The kekhasan adat nasional yang begitu mendalam dan gigih untuk mengalahkan's rasional Kant, harapan kritis perdamaian abadi planet.

filsafat Eropa sehingga mencakup kritik rasional dari beberapa kebiasaan dan perampasan rasional bea cukai lainnya, mempertahankan adat sedangkan menafsirkan ulang dan menempatkan kehidupan dewasa dan politik pada sadar pondasi memuaskan untuk berfikir.


ETIKA MAKAN BANGSA EROPA

Etika makan atau Table Manners adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap bersama di meja makan.

Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar. Meskipun sebebarnya Etika tersebut telah ada jauh sebelum peradaban Eropa menyebar ke seluruh dunia.

Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan dasar yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :

  • Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan
  • Berbicara dengan volume suara yang rendah
  • Tutupi mulut saat batuk atau bersin
  • Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi
  • Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan
  • Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan
  • Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk
  • Jangan bersendekap di meja makan
  • Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan
  • Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan
  • Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat anda benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali.
  • Jangan menimbulkan suara saat memakan sup
  • Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan bahwa anda telah selesai makan.
  • Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan
  • Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor
  • Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga
  • Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum
  • Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi
  • Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan
  • Tawarkan ke orang di sebelah anda saat anda akan menuangkan minuman ke gelas anda
  • Sisakan makanan sedikit bila anda tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan makanan
  • Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan
  • Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki
  • Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan anda kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara formal.
  • Jangan lupakan satu hal yang umum, jangan lupa untuk selalu mengatakan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ setiap kali anda meminta bantuan

jadi menurut saya etika bangsa eropa itu sendiri amat sangat memperhatikan adat istiadat,pada kehidupan sehari-hari bangsa eropa sangat tertata atau berdasarkan etika dalam kehidupan mereka.
Negara-negara Eropa membentuk sebuah keluarga sehubungan dengan prinsip universal dari legislasi mereka, adat, dan budaya, sehingga perilaku mereka dalam hal hukum internasional diubah sesuai dalam situasi yang lain didominasi oleh penderitaan bersama kejahatan. Hubungan antara negara tidak stabil, dan tidak ada praetor untuk menyelesaikan perselisihan; yang praetor tinggi hanyalah semangat universal yang telah menjadi dalam dan untuk dirinya sendiri.

Minggu, 13 Juni 2010

unsur - unsur proposal

Proposal atau usulan penelitian diperlukan untuk mengawali suatu kegiatan penelitian. Propsoal tersebut perlu dikaji atau dievaluasi oleh pembimbing penelitian atau evaluator dari pihak sponsor pemberi dana. Untuk memperlancar evaluasi atau kajian, proposal perlu mengikuti format tertentu dalam hal susunan isi, pengetikan, dan pengesahan (yang diminta oleh pembimbing atau evaluator). Dalam bab ini hanya format susunan isi yang dibahas, sedangkan untuk format pengetikan dan pengesahan silahkan mengacu pada pedoman yang berlaku.
Untuk membahas format susunan isi proposal penelitian, pertama dibahas unsure unsure proposal beserta keterkaitan antar unsur tersebut. Bahasan selanjutnya menyangkut tiap unsur, tetapi dibahas secara singkat dan dalam keterkaitannya dengan unsur –unsur lainnya. Bahasan yang lebih panjang lebar dan terfokus hanya pada unsur-unsur—yang dianggap terpenting—diberikan pada bab-bab tersendiri

.
Unsur-unsur Isi Proposal dan Keterkaitannya
Secara umum, isi proposal penelitian meliputi.unsur-unsur sebagai berikut (menurut
pedoman penulisan tesis yang dikeluarkan oleh Program Pascasacrajan UGM, 1997):
1) Judul
2) Latar belakang & perumusan permasalahan (& keaslian penelitian, dan faedah yang dapat diharapkan)
3) Tujuan dan Lingkup penelitian
4) Tinjauan Pustaka
5) Landasan Teori
6) Hipotesis
7) Cara penelitian
8) Jadwal penelitian
9) Daftar Pustaka
10) Lampiran
Keterkaitan antar unsur tersebut terlihat seperti pada gambar di bawah ini:

unsur-unsur proposal, yaitu: (a) rumusan permasalahan, (b) tinjauan pustaka, dan (c) cara penelitian. Rumusan masalah berfungsi mengarahkan fokus penelitian, sedangkan tinjauan pustaka merupakan dialog dengan khazanah ilmu pengetahuan, dan cara (metode) penelitian menjadi cetak biru (rancangan) untuk pelaksanaan penelitian. Karena ketiga unsure ini menjadi sentral dari isi proposal penelitian, maka bahasan dimulai dari ketiga unusr tersebut. Bahasan di bawah ini bersifat singkat, sedangkan bahasan yang lebih panjang lebar diberikan dalam bab-bab tersendiri.
Judul, Latar belakang, dan Rumusan Permasalahan
Bagian pertama atau awal sebuah proposal dimulai dengan (1) judul, disusul dengan
(2) latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) keaslian penelitian, dan (5) faedah atau manfaat penelitian.
Judul proposal penelitian
Judul merupakan gerbang pertama seseorang membaca sebuah proposal penelitian. karena merupakan gerbang pertama, maka judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya. Judul karya ilmiah berbeda dengan judul novel atau semacamnya dalam hal kejelasan kaitannya dengan isi. Judul novel cenderung menarik minat pembaca dengan mencerminkan suatu “misteri” tentang isinya sehingga pembaca tergelitik ingin tahu isinya. Contoh judul novel: “Di Balik Kegelapan Malam”. Judul penelitian ilmiah biasanya tidak perlu dimulai dengan kata “Studi…”, “Penelitian…”, “Kajian..” dan sebagainya karena hal itu terlalu berlebihan. Demikian pula contohnya dalam dunia novel, tidak ada judul yang berbunyi “Novel tentang di balik kegelapan malam”. Judul sering berubah-ubah, makin singkat, dan makin tajam (sejalan dengan makin tajamnya rumusan permasalahan). Bila memang tidak dapat dipersingkat, meskipun tetap panjang, maka judul dapat dibuat bertingkat, yaitu judul utama, dan anak judul. Penghalusan atau perubahan judul juga perlu mempertimbangkan bahwa judul tersebut akan diakses (dicari) dengan komputer, sehingga pakailah kata atau istilah yang umum dalam bidang ilmunya.
Latar belakang
Dua pertanyaan perlu dijawab dalam rangka mengisi bagian latar belakang ini, yaitu: Mengapa kita memilih permasalahan ini? Apakah ada opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian ini?
Untuk menjawab pertanyaan “mengapa kita memilih permasalahan ini?”, maka langkah pertama, kita perlu memilih bidang keilmuan yang kita ingin lakukan penelitiannya. Pemilihan bidang tersebut diteruskan ke sub-bidang dan seterusnya hingga sampai pada topik tertentu yang kita minati. Langkah kedua, kita perlu melakukan kajian terhadap pustaka berkaitan .kemajuan terakhir ilmu pengetahuan dalam topik tersebut—untuk mencari peluang pengembangan atau pemantapan teori. Minar maupun peluang tersebut seringkali didorong oleh isu nyata dan aktual—yang muncul di jurnal ilmiah terbaru atau artikel koran bermutu atau pidato penting dan aktual, atau direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya.. Ini semua merupakan opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian yang diusulkan tersebut.

Rumusan pe rmasalahan
Rumusan permasalahan perlu dituliskan secara singkat, jelas, mudah dipahami dan mudah dipertahankan. Rumusan yang tersamar terkandung dalam alinea tidak diharapkan karena memaksa pembaca untuk mencari sendiri dan menginterpretasikan sendiri bagianbagian dari alinea atau kalimat-kalaimat yang bersifat rumusan permasalahan. Tuliskanlah rumusan permasalahan sebagai kalimat terakhir dari bagian ini agar mudah dibaca (dan mudah dicari)—bahasan lebih panjang lebar tentang cara-cara merumuskan permasalahan termuat di bab tersendiri.
Keaslian penelitian
Dalam bagian ini, pada dasarnya, perlu kita tunjukkan (dengan dasar kajian pustaka) bahwa permasalahan yang akan kita teliti belum pernah diteliti sebelumnya. Tapi bila sudah pernah diteliti, maka perlu kita tunjukkan bahwa teori yang ada belum mantap dan perlu diuji kembali. Kondisi sebaliknya juga berlaku, yaitu bila permasalahan tersebut sudah pernah diteliti dan teori yang ada telah dianggap mantap, maka kita perlu mengganti permasalahan (dalam arti: mencari judul lain).
Faedah yang diharapkan
Dalam bagian ini perlu ditunjukkan manfaat atau faedah yang diharapkan dari penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan atau pembangunan negara. Manfaat bagi ilmu pengetahuan dapat berupa penemuan/pengembangan teori baru atau pemantapan teori yang telah ada. Bagi pembangunan negara, apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan langsung ke praktek nyata? atau bila tidak langsung, jalur atau batu-batu loncatannya apa saja?
Tujuan dan Lingkup Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan dengan kedudukan permasalahan penelitian dalam khazanah ilmu pengetahuan (yang tercermin dalam tinjauan pustaka). Kedudukan permasalahan—dilihat dari pandangan tertentu—mempunyai lima macam kemungkinan, yaitu; ekplorasi (masih “meraba-raba”), deskripsi (menjelaskan lebih lanjut), eksplanasi (mengkonfirmasikan teori), prediksi (menjelaskan hubungan sebab-akibat), dan aksi (aplikasi ke tindakan). Pandangan yang lain (Castetter dan Heisler, 1984: 9) membedakan tujuan penelitian (purpose of study) menjadi sembilan, yaitu: 1) mengkaji (examine), mendeskripsikan (describe), atau menjelaskan (explain) suatu fenomena unik; 2) meluaskan generalisasi suatu temuan tertentu; 3) menguji validitas suatu teori; 4) menutup kesenjangan antar teori (penjelasan, explanasions) yang ada; 5) memberikan penjelasan terhadap bukti-bukti yang bertentangan; 6) memperbaiki metodologi yang keliru; 7) memperbaiki interpretasi yang keliru; mengatasi kesulitan dalam praktek; 9) memperbarui informasi, mengembangkan bukti longitudinal (dari masa ke masa). Seringkali untuk mencapai tujuan memerlukan waktu yang “terlalu” lama atau memerlukan tenaga yang “terlalu” besar. Agar penelitian dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pencapaian tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi lingkup penelitian. Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih mempertajam rumusan permasalahan.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis dan bersifat diskusi tentang hasil-hasil penelitian sebelumnya dan terkait serta ilmu pengetahuan mutakhir (berupa pustaka) yang terkait dengan permasalahan. Tinjauan pustaka berbeda dengan resensi pustaka. Resensi pustaka membahas pustaka satu demi satu, sedangkan tinjauan pustaka membahas pustaka-pustaka per topik (bukan per pustaka), dalam bentuk debat atau diskusi antar pustaka tentang suatu topik tertentu. Urutan topik diatur secara sitematis, dalam arti terdapat suatu kerangka yang jelas dalam merangkai topik-topik tersebut dalam suatu sistem.
Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi: 1) untuk mempelajari sejarah permasalahan penelitian (sehingga dapat ditunjukkan bahwa permasalahan tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah, teori yang ada belum mantap); 2) untuk membantu pemilihan cara penelitian (dengan belajar dari pengalaman penelitian sebelumnya); 3) untuk memahami kerangka atau latar belakang teoritis dari permasalahan yang diteliti (hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri sebagai “Landasan Teori”); 4) untuk memahami kelebihan atau kekurangan studi-studi terdahulu (tidak semua penelitian menghasilkan temuan yang mantap); 5) untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “Keaslian penelitian”); 6) untuk memberi penalaran atau alasan pemilihan permasalahan (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “latar belakang”).
Catatan: Pustaka-pustaka yang diacu dalam tinjauan pustaka harus termuat informasinya dalam “Daftar Pustaka”. Cara pengacuan secara konsisten perlu mengikuti corak (style) tertentu.yang dianjurkan dalam pedoman penulisan tesis atau proposal penelitian.
Landasan Teori dan Hipotesis
Seperti diterangkan di bagian “Tinjauan Pustaka”, landasan teori diangkat (disarikan) dari tinjauan pustaka tentang kerangka teori yang melatarbelakangi (menjadi landasan) bagi permasalahan yang diteliti. Landasan teori merupakan satu set teori yang dipilih oleh peneliti sebagai tuntunan untuk mengerjakan penelitian lebih lanjut dan juga termasuk untuk menulis hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan. Catatan: untuk beberapa macam penelitian (missal penelitian yang berbasis paradigma fenomenologi) tidak boleh atau tidak perlu mempunyai landasan teori dan hipotesis..
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang diteliti. Karena diangkat dari landasan teori, maka hipotesis merupakan “kesimpulan teoritik” (hasil perenungan teoritis) yang perlu diuji dengan kenyataan empirik. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya, maka isi hipotesis harus bersifat dapat diuji atau dapat dikonformasikan.
Menurut Borg dan Gall (dalam Arikunto, 1998: 70), penulisan hipotesis perlu mengikuti persayaratan sebagai berikut:
a) dirumuskan secara singkat tapi jelas;
b) dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih;
c) didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau peneliti yang terkait (tercantum dalam landasan teori atau tinjauan pustaka).
Cara Penelitian dan Jadwal Penelitian
Secara umum, dalam cara penelitian perlu dijelaskan:
1) ragam penelitian yang dianut (Amirin, 1986: 89, menyebutkannya sebagai “corak”
1) penelitian)—lihat bab “Ragam Penelitian”;
2) variabel-variabel yang diteliti;
3) sumber data (tempat variabel berada; populasi dan sampelnya);
4) instrumen atau alat yang dipakai dalam pengumpulan data/survei (termasuk antara lain: kuesioner);
5) cara pengumpulan data atau survei;
6) cara pengolahan dan analisis data.
Butir ke 5 dan 6 di atas juga dicerminkan dalam bentuk jadwal penelitian. Jadwal penelitian menguraikan kegiatan dan waktu yang direncanakan dalam: (a) tahap-tahap penelitian, (b) rincian kegiatan pada setiap tahap, dan (c) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tiap tahap. Jadwal dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel/matriks atau uraian narasi.
Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka memuat informasi pustaka-pustaka yang diacu dalam proposal penelitian. Kadangkala untuk menunjukkan bahwa peneliti membaca banyak pustaka, maka dalam daftar pustaka dituliskan juga pustaka-pustaka yang nyatanya tidak diacu dalam narasi proposal. Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan, karena sudah umum bahwa peneliti tentu membaca banyak pustaka dalam rangka penelitiannya. Dalam daftar pustaka, biasanya, buku dan majalah tidak dipisahkan dalam daftar sendiri-sendiri. Untuk penulisan daftar pustaka terdapat banyak corak tata penulisan— ikutilah petunjuk yang berlaku dan terapkan corak tersebut secara konsisten.

Lampiran dapat diisi dengan materi yang “kurang penting” dalam arti “boleh dibaca atau tidak dibaca”. Biasanya lampiran memuat antara lain: kuesioner dan daftar sumber data yang akan dikunjungi atau diambil datanya. Sebaiknya jumlah halaman lampiran tidak terlalu banyak agar tidak terasa lebih penting dibanding dengan isi utamanya.
Hubungan antara Proposal dan Laporan Penelitian
Penyusunan proposal sebenarnya merupakan kegiatan yang menerus, meskipun pada saat yang telah ditetapkan kita harus memasukkan proposal untuk dievaluasi. Proposal yang telah selesai dievaluasi dan diterima untuk dilaksanakan tetap harus dikembangkan penulisannya. Isi proposal akan menjadi bahan awal bagi penulisan

Jumat, 16 April 2010

PRA PENULISAN ILMIAH

a. Hakikat Masalah

Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.

b. Sumber Masalah

Sumber masalah adalah sumber-sumber yang dari padanya bisa diangkat atau ditarik sesuatu masalah yang tepat untuk diteliti. Dalam hal ini, seseorang dituntut komitmen dan tanggungjawabnya yang sungguh-sungguh untuk memilih masalah yang benar-benar berarti secara akademis, untuk itu mungkin akan menuntuk banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan mungkin juga dana.

c. Teknik merumuskan masalah

Setiap penelitian harus mempunyai satu masalah pokok. Masalah pokok ini dapat dikembangkan menjadi beberapa masalah khusus. Rumusan masalah dapat dikemukakan dengan tiga cara, yaitu: dengan kalimat tanya, dengan kalimat pernyataan, misalnya: dengan kalimat pernyataan yang dipertegas dengan kalimat tanya, misalnya:

d. Membuat Hipotesis yang Baik

Menurut Dahlan(2004) ada 5 tahapan tahapan yang harus diperhatikan dalam menentukan uji hipotesis yang tepat dalam melalukan pengolahan data penelitian.

1. Skala pengukuran

ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal (bertingkat), interval, rasio nominal dan ordinal masuk ke dalam katagorikal atau non parametrik, sedangkan interval dan rasio masuk ke dalam non katagorikal atau parametrik atau numerik

Biasanya bidang ilmu keperawatan/kesehatan banyak menggunakan skala pengukuran non parametrik atau katagorikal berupa nominal dan ordinal

2. Jenis hipotesis

ada 2 jenis hipotesis yaitu :

a. komparatif (perbedaaan) / asosiatif (hubungan)

asosiatif dibagi menjadi 2 yaitu asosiatif simetris dan asosiatif kausal

contoh asosiatif simetris : “Adakah perbedaan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam komunikasi terapeutik ?

Contoh asosiatif kausal : “Adakah pengaruh mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka?

b. korelatif, contoh “Berapa korelasi atau hubungan antara tingkat kepercayaan terhadap

perubahan perilaku ?”

3. Jumlah kelompok (satu kelompok atau lebih)

4. Berpasangan atau tidaknya responden

5. Tabel silang (baris X kolom) biasanya disingkat B X K

6. Uji parametrik atau non parametrik

e. Ciri – ciri Hipotesis yang Baik

Hipotesis yang baik memiliki paling kurang empat ciri pokok : 1) hipotesis harus sesuai dengan pengetahuan yang sedang umum berlaku dalam suatu bidang. 2) hipotesisi harus tunduk pada konsistensi logika. 3) hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana. 4) Hipotesis harus dapat diuji. Bahwa hipotesis harus sesuai dengan pengetahuan yang umum berlaku adalah suatu hal yang jelas. Jika literatur yang ada menyebutkan suatu pandangan yang sama.

REFERENCE :

http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/pemilihan-topik-latar-belakang-dan-perumusan-masalah/

http://www.google.co.id/#hl=id&q=pengertian+sumber+masalah+dalam+penulisan+ilmiah&meta=&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=983862b504061180

http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2008/08/sumber-sumber-masalah-penelitian.html

http://www.katalog.pdii.lipi.go.id/index.php/searchkatalog/.../757/757.pdf

http://www.fkep.unpad.ac.id/proses-belajar-mengajar/cara-cepat-menentukan-uji-hipotesis-penelitian.html/comment-page-1